MEMAHAMI URGANSI KEDISPLINAN BUDAYA KERJA DALAM PENCAPAIAN TUJUAN ORGANISASI
oleh : Dr. H. SUHARJONO, S.H., M.Hum.
Ketua Pengadilan Tinggi Banda Aceh
A. Abstrak
Suatu organisasi apapun bentuknya tidak akan dapat mencapai tujuan organisasinya secara baik, efektif dan efisien jika tidak mampu membangun kedisiplinan sebagai budaya kerja organisasinya. Sehingga kedisiplinan dalam budaya kerja sebagai unsur penting bagi eksistensi suatu organisasi.\
B. Pendahuluan
Suatu kata yang sering dan mudah diucapkan oleh siapapun dalam organisasi dan masyarakat, namun tidak mudah untuk diberikan pengertian dan dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat, agama, negara dan lain-lain adalah kedisiplinan. Meski sering didengar dan dekat dengan kehidupan manusia, kata-kata disiplin seolah-olah menjadi misteri yang tidak mudah untuk dimengerti, apalagi dilaksanakan. Padahal kata disiplin menjadi kunci penting bagi keberhasilan usaha apapun dalam segala aspek kehidupan.
Organisasi sebagai kumpulan bagi orang-orang yang mempunyai suatu tujuan tertentu, memerlukan seperangkat unsur untuk mencapai tujuan. Salah satu unsur penting bagi jalannya organisasi dan kemudahan pencapaian tujuan organisasi adalah kedisplinan. Kedisiplinan sebagai unsur nilai yang tidak nampak, namun dapat mewarnai nilai-nilai yang lain secara realitas dan signifikan. Sehingga budaya kerja organisasi tidak akan dapat berjalan sebagaimana diharapkan jika kedisiplinan tidak menjadi nilai dalam budaya kerja organisasi. Perwujudan nilai kedisiplinan dalam budaya kerja merupakan nilai penting dan sebagai causa prima bagi eksistensi dan kemudahan organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
C. Permasalahan
1. Apakah yang dimaksud dengan kedisiplinan budaya kerja organisasi ?
2. Bagaimana mewujudkan kedisiplinan budaya kerja organisasi ?
3. Mengapa diperlukan kedisplinan budaya kerja organisasi ?
D. Pembahasan
1. Apakah yang dimaksud dengan kedisiplinan budaya kerja organisasi ?
Organisasi sebagai kumpulan orang-orang dalam suatu kelompok atau wadah memiliki tujuan tertentu. Hal ini berlaku bagi seluruh organisasi dalam bentuk apapun, seperti organisasi negara, sosial, keagamaan, ekonomi, dan lain-lain. Sebagai kumpulan dari orang-orang, organisasi dalam mewujudkan eksistensi dan mencapai tujuan, melakukan berbagai aktivitas sebagai budaya kerjanya. Dalam melaksanakan aktivitas tersebut memerlukan kemampuan atau keahlian berupa hard skill dan soft skill. Kemampuan hard skill merupakan keahlian tehnis dibidang tehnis pekerjaannya, sedang soft skill sebagai kemampuan dalam tata kelola budaya kerja organisasi.
Dalam bekerjanya organisasi, memerlukan unsur dasar bagi terlaksananya aktivitas organisasi yakni adanya sumberdaya manusia SDM dan sistem. Terhadap unsur tersebut untuk dapat berjalan dengan baik harus bersifat sinergitas dan dalam keseimbangan pada kualitas dan kapabilitas. Namun terhadap SDM dan sistem selain aspek-aspek tersebut untuk terlaksananya aktivitas organisasi masih terdapat aspek penting dan bersifat menentukan keberhasilan bekerjanya organisasi yakni kedisiplinan. Aspek kedisiplinan budaya kerja organisasi disini adalah kedisiplinan bekerjanya aspek-aspek SDM dan sistem atas seluruh proses bekerjanya organisasi dalam mencapai tujuan organisasi pada menejemen organisasi dari seluruh fungsi manajemen dalam fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dalam hal ini kedisiplinan budaya kerja harus terlaksana secara baik atas SDM maupun sistem pada tata kelola manjemen dalam seluruh fungsi dan proses manajemen secara baik dan berkualitas.
2. Bagaimana mewujudkan kedisiplinan budaya kerja organisasi ?
Kedisiplinan dalam segala aspek pada dasarnya harus diwujudkan, tidak terkecuali dalam budaya kerja organisasi. Hal ini menjadikan aspek kedisiplinan adalah penting untuk dapat mendorong berjalannya aspek SDM dan sistem dalam bekerjanya organisasi. Dengan aspek SDM dan sistem akan menjadi eksis atau berada dan aktif jika aspek kedisiplinan menjadi pendorong penting dan causa primanya.
Dalam organisasi unsur SDM dan sistem merupakan dua unsur yang bersifat dapat berjalan secara baik dan aktif atau sebaliknya. Sehingga kondisi organisasi dengan budaya kerja yang bisa bersifat fluktuaktif demikian diperlukan solusi pemecahan agar budaya kerja organisasi dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien dalam aktivitas kinerja pada upaya mencapai tujuan organisasi. Budaya kerja organisasi tersebut harus didesain, dibangun, dikonstruksi, dengan membangun SDM dan sistem secara efektif dan efisien untuk mencapai tingkatan kedisiplinan budaya kerja organisasi yang berkualitas tinggi.
Usaha perwujudan kedisiplinan budaya kerja organisasi, dengan pendidikan dan pelatihan dalam teori dan praktek, secara ilmiah dan praktis, dilakukan sebagai proses pembudayaan kedisiplinan terus menerus secara terencana dan terprogram terhadap SDM dan sistem, dengan keahlian yang dapat membangun budaya kerja disiplin pada keahlian atau kemampuan hard skill dan soft skill.
3. Mengapa diperlukan kedisplinan budaya kerja organisasi ?
Suatu organisasi yang baik dan modern bercirikan sefisiensi dan efektifitas dalam segala aspeknya, termasuk pada aspek SDM dan sistem dalam organisasi. Mengingat ciri organisasi yang baik dan modern bersifat demikian, maka penatakelolaan manajemen organisasi baik atas SDM maupun sistem harus dilakukan agar organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien, maka kedisplinan budaya kerja pada SDM dan sistem harus dapat berjalan dengan baik, guna berjalannya aktivitas organisasi dan pencapaian tujuan organisasi dengan mudah terlaksana secara baik. Hal ini bisa terjadi mengingat hakikat kedisiplinan sebagai ketaatan atau kepatuhan atau penyadaran dan pemahaman atas sesuatu yang baik dan wajar yang berguna bagi pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dengan demikian pembudayaan atau pewujudan kedisiplinan budaya kerja sebagai aspek penting dalam pencapaian tujuan organisasi secara baik, efektif dan efisien.
Dengan demikian penerapan kedisiplinan budaya kerja organisasi terhadap SDM dan sistem dalam organisasi adalah bernilai penting atau urgensif, sehingga penerapan tersebut harus terlaksana dalam tata kelola manajemen dalam seluruh aspek fungsi manajemen dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan atas SDM dan sistem agar organisasi akan dengan mudah berjalan secara efektif dan efisien demi aktivitas dan tujuan organisasi.
E. Penutup
Aspek kedisiplinan budaya kerja organisasi sebagai prima causa dan unsur penting terhadap SDM dan sistem organisasi, dalam organisasi melaksanakan aktivitas dan mencapai tujuan, sehingga kedisiplinan budaya kerja terhadap SDM dan sistem organisasi harus berjalan atas seluruh aspek dan fungsi manajemen organisasi dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, guna pencapaian kinerja dan tujuan organisasi secara baik, efektif dan efisien.